PERKEMBANGAN KREDIT UMKM

Pengembangan sektor UMKM di Provinsi Lampung terus didukung dengan sumber pendanaan dari sektor Perbankan. Pada Triwulan III tahun 2023 kredit UMKM secara year on year (yoy) meningkat sebesar Rp2,17 Triliun (8,34%) dari Rp27,09 Triliun pada Triwulan III tahun 2022 menjadi sebesar Rp29,27 Triliun pada posisi Triwulan III 2023 dan secara triwulanan (qtq) meningkat sebesar Rp0,8 Triliun (2,80%). Dibandingkan dengan seluruh total kredit, maka kredit UMKM memiliki pangsa 38,32% dari total kredit/pembiayaan sebesar Rp76,37 Triliun. Menurut jenis penggunaan, pertumbuhan kredit UMKM tersebut didominasi oleh kredit modal kerja sebesar Rp24,73 Triliun (84,49%), dan kredit investasi Rp4,54 Triliun (15,51%%), sedangkan menurut sektor ekonomi, kontribusi 2 terbesar adalah sektor perdagangan besar dan eceran (48,22%) dan sektor pertanian, perburuan dan kehutanan (26,42%) dengan masing-masing mengalami pertumbuhan sebesar Rp0,49 triliun dan Rp0,93 triliun. Sementara kualitas kredit UMKM tercatat mengalami kenaikan sebesar 0,75% yaitu dari sebesar 3,66% menjadi sebesar 4,41%. Pembiayaan sektor UMKM ini akan terus didorong agar dapat berkontribusi secara positif dan signifikan dalam peningkatan perekonomian di daerah dengan tetap memperhatikan aspek kehati-hatian

 

PERKEMBANGAN SEKTOR PERBANKAN

Secara umum kinerja perbankan di Provinsi Lampung menunjukkan pertumbuhan yang positif, tercermin dari Aset perbankan Lampung pada Triwulan III-2023 mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan Triwulan III-2022 yaitu meningkat sebesar Rp8,12 Triliun atau tumbuh sebesar 5,50% dari sebesar Rp114,43 Triliun menjadi sebesar Rp122,55 Triliun (yoy). Jika dibandingkan dengan posisi Triwulan II-2023 (qtq) total aset tercatat meningkat sebesar Rp1,14 Triliun atau 0,94% dari sebesar Rp121,41 Triliun menjadi Rp122,55 Triliun.

 

Penyaluran kredit perbankan Lampung di Triwulan III-2023 mengalami peningkatan sebesar Rp1,43 Triliun atau 1,12% jika dibandingkan dengan periode Triwulan III-2022 (yoy) dari sebesar Rp74,94 Triliun menjadi sebesar Rp76,37 Triliun. Sementara itu, jika dibandingkan dengan periode Triwulan II-2023 (qtq) kredit mengalami kontraksi sebesar Rp3,45 Triliun atau 4,32% dari sebesar Rp79,82 Triliun menjadi sebesar Rp76,37 Triliun. Adapun 3 sektor ekonomi dengan share kredit terbesar yaitu sektor penerima kredit bukan lapangan usaha (39,17%), pedagang besar dan eceran (23,61%) serta pertanian, perburuan dan kehutanan (13,21%).